Pada pertemuan ke-3 kuliah Psikodiagnostik Observasi 24 September 2013, ada 4
kelompok yang maju untuk mempresentasikan hasil dari diskusi jurnal pada kelompok
masing-masing
Kelompok pertama membahas tentang jurnal yang berjudul “Kartu Motivasi Sebagai Bentuk Dukungan Sosial Dalam Proses Perawatan
Pada Anak Kanker Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Yang Diberikan Oleh Orangtua
Dan Tinjauan Dari Agama Islam”
Rumusan masalah: Bagaimana
efektivitas pemberian kartu motivasi sebagai bentuk dukungan sosial orangtua
terhadap anak yang sedang menjalani proses perawatan kanker LLA?
Metode penelitian: Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Responden yang diambil dalam
penelitian berjumlah 5 orang yaitu para orangtua dan dengan anaknya yang
terdiagnosa kanker LLA. Peneliti ini memeilih dan menentukan subjek
penelitian dengan cara purposive sampling
Metode pengumpulan data : Observasi
dan wawancara mendalam atau in-depth interview (Chaedar,2002).
Hasil penelitian: Pada penelitian
ini kartu motivasi menjadi salah satu komunikasi bagi orang tua kepada anak
yang terdiagnosa kanker LLA. ke 4 subjek penelitian merasa senang. Subjek 1 dan
subjek 5 ikut membuat kartu motivasi untuk dirinya sendiri. Komunikasi antara
orang tua dengan subjek bersifat lebih intensif. Komunikasi seperti ini
dinyatakan sebagai bentuk komunikasi terapeutik, dimana komunikasi tersebut
bersifat penyembuhan. Pada saat pemberian kartu motivasi terlihat adanya
hubungan yang lebih dekat antara subjek dengan orang tuanya, subjek menjadi
lebih ceria, gembira dan tidak memikirkan penyakit yang diidapnya. Pembuatan
kartu motivasi sebagai bentuk dukungan sosial dari orang tua kepada anak yang
terdiagnosa kanker LLA secara umum menunjukan hasil yang efektif.
Kesimpulan: Dalam tinjauan Islam,
dukungan emosional mencakup empati, kasih sayang, dan perhatian terhadap
individu selain itu pemberian kartu motivasi hukumnya adalah mubah atau
diperbolehkan
Pembuatan kartu motivasi sebagai bentuk dukungan sosial menjadi salah satu
bentuk bagian dari terapi ekspresif yang menggunakan suatu proses seni kreatif
untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional seorang anak, yang
merupakan suatu bentuk dari art therapy, dan dapat dinyatkan sebagai bentuk
komunikasi terapeutik (penyembuhan).
Kekurangan: Tidak ada penjelasan
mengenai mekanisme observasi.
Dari kelompok kedua menjelaskan tentang “Mengurangi
Kecemasan Konseli Mengikuti Ujian Nasional Melalui Konseling Kelompok Dengan
Strategi Relaksasi”
Rumusan Masalah: Apakah Konseling
kelompok dengan relaksasi dapat mengurangi kecemasan konseli pada saat Ujian
Nasional?
Tujuan Penelitian: Membantu konseli
mengatasi masalah kecemasan menghadapi ujian, juga untuk meningkatkan aktivitas
konseli dalam layanan konseling kelompok.
Metode Pengumpulan Data: Observasi
dan angket yang dianalisi secara kualitatif berdasarkan hasil refleksi jawaban
positif dari konseli yang mengalami kecemasan.
Sample yang diambil adalah kelas IXA SMP
Negeri 1 Jatiroto yang mengalami kecemasan sejumlah 12 orang terdiri 4 orang
konseli laki-laki dan 8 orang konseli perempuan.
Hasil: Berdasarkan hasil pelaksanaan
kegiatan dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling kelompok dengan strategi
relaksasi dapat membantu konseli mengatasi masalah kecemasan juga dapat
meningkatkan aktivitas dalam layanan konseling kelompok.
Pada kelompok ke 3 menjelaskan tentang “Sexual Relationships of Elderly Males Who
Have Lost Their Spouse”
Fenomena: Jepang memiliki latar
belakang sosial dan budaya dimana kehidupan seksual lansia dianggap negatif dan
tidak dihormati (Backer, 1984; Yoshizawa, 1986).
Rumusan Masalah:
- Bagaimana hubungan mesra dengan lawan jenis terbentuk?
- Bagaimana mereka berperilaku dalam kehidupannya?
- Apa makna keberadaan teman lawan jenisnya tersebut?
Tujuan Penelitian
- Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan bagaimana laki-laki lansia
memperoleh hubungan seksual setelah kehilangan pasangan mereka dan sebagai
hasilnya seperti apa hubungan sosial yang mereka capai.
- Untuk mencermati perilaku seksual dan pandangan mereka tentang perilaku
seksual tersebut.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
- Wawancara semi-terstruktur dengan durasi waktu 2 jam untuk setiap wawancara
- Observasi
Sampel dan tekhnik sampling
Samplenya adalah 3 orang duda berusia diatas 60 tahun
Karakteristik
– Tetap menduda tetapi memiliki hubungan seksual saat ini
– Subjek tinggal dipinggir kota Tokyo dan kota besar di
Osaka
Teknik sampling
– Snowball sampling
Hasil: Memiliki pasangan seksual wanita
membawa semangat tinggi yang dapat membuat perasaan bahagia kepada lansia.
Di kelompok terakhir presentasi hari itu
membahas tentang “Pelatihan Regulasi
Emosi Untuk Menurunkan Perilaku Agresif Pada Anak”
Masalah Penelitian: Apakah pelatihan
regulasi emosi dapat menurunkan perilaku agresif pada anak masa sekolah kelas V
SD yang berusia 10 tahun?
Metode pengumpulan data:
- Penelitian ini menggunakan perilaku agresif anak sekolah
sebagai objeknya, maka peneliti melakukan observasi dengan mengamati dan
mengukur perilaku agresif anak kelas V SD yang berusia 10 tahun. Perilaku yang
akan diamati adalah perilaku agresif fisik dan verbal yang bersifat terbuka
atau tampak.
- Observasi perilaku dilakukan pada saat enam hari sebelum pelatihan (tahap A),
enam hari sesudah pelatihan (tahap B) dan empat hari pada follow-up.
Sampel: Subjek penelitian berjumlah
dua orang siswa laki-laki sekolah dasar berusia 10 tahun yang berperilaku
agresif.
Hasil: Pelatihan regulasi emosi
dapat menurunkan perilaku agresif pada subjek penelitian ini, yaitu anak kelas
V SD, berusia 10 tahun dan melakukan perilaku agresif fisik (menendang,
memukul, merebut paksa, mengganggu atau usil dan mendorong) serta agresif
verbal (mengejek, berteriak-teriak, membentak dan berkata kotor/ kasar).
Kemampuan anak untuk melakukan regulasi emosi, yaitu menilai, mengatur.
Sekian review dari pertemuan ketiga kuliah Psikodiagnostik
observasi. Terima kasih.