Karena pada minggu sebelumnya tersisa 2 kelompok yang belum sempat maju untuk mempresentasikan hasil dari diskusi jurnal, di minggu ke 4 Psikodiagnostik Observasi 2 kelompok melanjutkan apa yang belum sempat disampaikan
Kelompok pertama membahas jurnal yang berjudul "Efektivitas metode bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak"
- Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Ke-efektifan bermain peran atau roleplay dapat menambah keterampilan berkomunikasi pada anak.
- Sampel: 15 orang. 8 anak untuk kelompok eksperimen dan 7 anak untuk kelompok kontrol.
- Metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakan observasi dengan cara metode Child Behavior Checklist (CBCL). Pertama peneliti melakukan pretest untuk memilih anak-anak yang akan menjadi kelompok eksperimen. Lalu setelah diberikan arahan apa saja yang akan dilakukan dalam bermain peran, para subjek diawasi dalam bermain peran. Setelah selesai bermain peran dilakukan post test untuk melihat keterampilan komunikasi pada anak.
- Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peningkatan yang signifikan pada keterampilan komunikasi antara kelompok siswa yang diberikan metode bermain role play dan kelompok yang tidak diberi metode tersebut. Jadi, metode bermain peran efektif untuk meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak.
Dari hasil presentasi kelompok mendapat banyak masukan dari dosen maupun para mahasiwa lainnya untuk mentela'ah lebih jauh dari apa yang sudah didapat dari dalam jurnal.
Pada kelompok kedua yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Mereka membahas jurnal dengan judul "Memperbaiki Frekuensi membolos melalui konseling pribadi diri"
- Fenomena: dibangku SMP/SMA sering banyak teman untuk membolos dengan banyak alasan yaitu guru kiler, males dan kesamaan kesenangan.
- Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui efektivitas konseling pribadi dapat memperkecil frekuensi membolos konseli pada semester ganjil tahun 2009/2010 di SMA Islam Lumajang.
- Sampel yang diambil 5 orang.
- Desain: kualitatif.
- Metode: Observasi dan Wawancara.
- Dalam penelitian ini dapat memperkecil frekuensi membolos dengan melakukan cara konseli dengan beberapa sesi, membuat tabel yaitu X: untuk perilaku, Y:untuk penanganannya. Konselor memahami konseli, Alasan membolosnya apa dan karakternya seperti apa. Setelah itu lalu diberikan penanganan.
Dan dalam konsultasi sebelum turun kelapangan untuk melakukan praktek observasi, kelompok kami memutuskan untuk mengganti subjek menjadi anak Sekolah Dasar kelas 1. Karena beberapa alasan yang juga dipikirkan, seperti jika pada anak sd kemampuan atau keterampilan berkomunikasi kurang maka itu akan berdampak lebih buruk pada kehidupan sosialnya contohnya dia bisa dijauhi atau dibully oleh temannya.
Dari situ juga kita ingin melihat secara langsung keefektifan bermain roleplay untuk keterampilan komunikasi pada anak yang sudah duduk dibangku SD kelas 1.
Sekian review saya dari pertemuan minggu lalu, terima kasih.